Kamis, 05 Juli 2012

Penetapan Skema Cost Effectiveness yang Tepat

Banyak perusahaan yang salah dalam melakukan proses penerapan cost reduction system. Alih-alih menjalankan suatu fungsi cost reduction malah akhirnya mengeluarkan biaya lainnya akibat dari konsep cost reduction tersebut. Misalnya, untuk melakukan proses penghematan dalam operasional produksi, perusahaan melakukan proses penurunan biaya pemeliharaan peralatan. Bukannya berhasil dalam melakukan proses penghematan namun muncul adanya perbaikan yang lebih serius, kebutuhan penggantian spare part dan nilai produktivitas yang menurun. Kerugian pun akhirnya menumpuk.
Konsep working smart dalam penerapan cost effectiveness adalah untuk memastikan bahwa penetapan nilai biaya memberikan manfaat dengan konsep optimal dan tidak hanya melakukan proses pemotongan biaya. Perusahaan harus menjalankan 6 tahapan yang penting dalam melakukan penetapan skema cost effectiveness.

(1) Tahapan 1: mempelajari konsep dari proses operasional yang dijalankan dalam perusahaan

Lakukan analisis terhadap status bisnis utama yang dijalankan dalam proses operasional perusahaan. Lakukan analisis terkait dengan komponen biaya terbesar yang muncul dari aspek proses tersebut. Rincikan dan uraikan komponen tersebut dengan tepat dan pelajari resikonya apabila komponen biaya tersebut dikurangi, ketika menjadi suatu hal yang kritikal apabila komponen biaya yang dimaksud dikurangi maka efek ke dalam penerapan implementasi menjadi suatu bagian yang kritikal dan memberikan resiko bisnis yang besar ke dalam bisinis.

(2) Tahapan 2: menyusun kalkulasi biaya secara tepat

Melakukan proses perhitungan komponen biaya untuk dapat memastikan bagaimana suatu tahapan standar operasional yang dimaksud sudah sesuai dengan ideal komponen yang ada dalam manajemen operasional. Lakukan proses analisis perhitungan biaya per proses secara tepat untuk memastikan adanya penetapan perencanaan budget yang sesuai. Pengembangan sistem analisis dari penetapan biaya adalah hal yang penting sebelum menjalankan konsep cost effective management system.

(3) Tahapan 3: menyusun budget per perencanaan proses

Melakukan proses pengukuran budget yang terkait dengan manajemen operasional. Budget di tetapkan per unit satuan kerja untuk memastikan bahwa penetapan sesuai lakukan proses perhitungan dari aspek historical (sejarah) dari perhitungan budget yang dimaksud.

(4) Tahapan 4: melakukan proses evaluasi terkait dengan realisasi budget

Melakukan proses pemantauan dan status penggunaan yang berhubungan dengan program budget itu sendiri. Pastikan proses realisasi dan evaluasi dijalankan berdasarkan standar dan persyaratan yang telah ditetapkan. Melakukan proses evaluasi yang berkaitan dengan status penggunaan budget yang dimaksud.

(5) Tahapan 5: melakukan proses koreksi dari status budget

Pastikan apabila terjadai ketidaksesuaian dilakukan proses penetapan terkait dengan status evaluasi budget yang dimaksudkan itu sendiri. Apabila ditemukan ketidaksesuaian maka dilakukan analisis terhadap penetapan status budget yang dimaksud dan dilakukan proses koreksi serta review untuk melihat aktual standar budget yang dimaksudkan itu sendiri.

(6) Tahapan 6: Hitung Efektifitas

Lakukan proses pengukuran manfaat secara umur ekonomi dan produktivitas dalam memastikan bahwa program pembiayaan yang dimaksud telah dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang dimaksud.
Penetapan dan pengembangan skema cost effectiveness harus dipastikan dapat dijalankan dengan memberikan nilai kontribusi bisnis yang lebih kuat dibandingkan dengan konsep pengembangan manajemen cost reduction. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam melakukan program pengelolaan bisnis yang tepat dan optimal dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar