Minggu, 21 Oktober 2012

Kesalahan dalam Melakukan Evaluasi Performa Kinerja

Salah satu hal yang menjadi nilai yang terpenting dan signifikan terkait dengan pengembangan pengelolaan perusahaan dan optimalisasi yang terkait dengan penanganan sumber daya manusia dan hubungannya dengan kinerja karyawan itu sendiri. Banyak perusahaan yang salah dalam melakukan proses pengukuran kinerja yang ada dalam perusahaannya. Kesalahan tersebut disebabkan oleh beberapa hal:

(a) Indikator pengukuran kerja yang subyektif

Beberapa perusahaan memiliki faktor pengukuran kinerja yang sangat subyektif, misalnya penilaian terhadap prilaku dan personality dari karyawan yang mungkin tidak sesuai dengan atasannya. Hal ini apabila tidak dapat dijalankan dengan teknik implementasi yang positif dapat mengakibatkan kemunculan konflik dan justru malah menurunkan motivasi kerja dari karyawan yang bersangkutan.

(b) Ketidakjelasan dari ruang lingkup pekerjaan

Dalam suatu kelompok kerja yang belum dapat diperjelas ruang lingkup pekerjaannya, penetapan suatu program evaluasi adalah hal yang sulit untuk dijalankan. Pembagian dan penetapan proporsi pekerjaan secara tepat tidak tepat terinformasikan dapat mengakibatkan proses pembobotan terhadap kinerja menjadi berat sebelah dan berakibat munculnya ketidakberkembangnya dari suatu mekanisme kerja dalam organisasi.

(c) Periode pengukuran kinerja

Periode pengukuran yang terlalu panjang dapat menyebabkan adanya kesulitan untuk melakukan pengukuran yang obyektif, misalnya lupa dalam mengingat bagaimana performa kerja tersebut dijalankan, tahapan pengembangan operasional kinerja yang dijalankan tidak tepat sesuai dengan aspek yang dipertimbangkan dan dikelola serta pencatatan yang mungkin sudah terasa tidak sesuai dengan konteks yang ada. Hal ini dapat mengakibatkan seorang pekerja akan fokus untuk bekerja dengan baik justru pada saat dimana waktu yang ada mendekati batasan waktu pengukuran kinerja yang ada.

(d) Tidak terbarunya target kerja

Program evaluasi yang dijalankan harus menggunakan target yang dinamis untuk memastikan status dari proses pencapaian kinerja dan target selaras dengan pertumbuhan perusahaan. Untuk menciptakan suatu mekanisme yang tepat dalam peningkatan aspek optimalisasi kinerja maka ada baiknya apabila target kinerja dapat menjadi suatu bentuk target yang dinamis sehingga mekanisme dari kehidupan organisasi dalam perusahaan tercapai.

(e) Komunikasi yang tidak tepat

Sangat penting setelah melakukan program evaluasi program kerja tersebut, untuk dapat memastikan bagaimana komunikasi yang dijalankan dalam proses evaluasi kinerja tersebut dapat menstimulasi kinerja yang tepat bukan menciptakan demotivasi. Pola komunikasi yang tepat dan dibarengi dengan informasi yang interaktif antara pemegang jabatan dan karyawan yang bersangkutan akan sangat membantu pengembangan pola komunikasi yang tepat dalam perusahaan.
Mulailah untuk mengembangkan sistem evaluasi kinerja yang tepat dalam perusahaan Anda sehingga dapat mengoptimalkan proses evaluasi dan pengembangan performa kerja yang tepat. Lakukan pencarian referensi eksternal untuk mengembangkan evaluasi performa kerja dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Minggu, 07 Oktober 2012

Fase Toilet Training pada Konsumen

Banyak perusahaan yang sedang berkembang mengalami kesulitan dalam mengembangkan konsumen yang ada. Kadangkala inovasi yang dilalui dengan riset yang panjang dan memakan biaya tinggi ujung-ujungnya justru mengalami permasalahan yang terkait dengan daya serap dari produk itu sendiri. Melihat dari permasalahan yang ada, justru dapat dilakukan suatu program evaluasi sampai dimana fase dari produk itu sendiri berada dalam masyarakat.

Produk diharapkan dikembangkan dalam suatu bentuk siklus yang nanti harapan ke depannya akan membentuk suatu loyalitas dan kebutuhan tetap. Dimana produk Anda akan menjadi suatu bentuk kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan oleh konsumen.

Termasuk di dalamnya adalah bagaimana suatu proses aplikasi dari pengenalan produk terhadap konsumen tersebut dijalankan untuk memastikan bagaimana suatu proses siklus terhadap program pelatihan tersebut dijalankan dalam manajemen operasional penjualan produk yang ada. Dalam siklus pengenalan produk terdapat istilah fase toilet trainining. Pada fase ini, masyarakat diperkenalkan terhadap konsep produk serta diedukasi mengenai cara penggunaan maupun cara pemanfaatannya.
Pada program ini, seperti seorang orang tua yang mengajarkan kepada anaknya tata cara untuk penggunaan toilet. Justru menjadi suatu pertimbangan yang sangat esensial bahwa tahapanan ini justru dapat menjadi transfer budaya yang tepat. Penggunaan toilet adalah suatu prilaku yang ditetapkan menjadi suatu kebiasaan yang digunakan dalam suatu proses prilaku harian.

Contoh sukses yang menjalankan fase ini adalah produk mi instan, dimana akhirnya mengkonsumsi mi instan menjadi prilaku harian yang akhirnya menjadi budaya. Dimana rasanya kurang afdol apabila tidak mengkonsumsi mi instan jenis tertentu dalam kegiatan dan aktifitas harian. Sangat menarik bagi suatu perusahaan untuk mengembangkan dan mengelola produk dengan melalui kegiatan toilet trainining ini. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam kegiatan pengembangan produk dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Senin, 24 September 2012

Pelatihan Audit Sumber Daya Manusia

Apakah penting untuk melakukan audit divisi sumber daya manusia (sdm)? Apa manfaat yang dapat diambil dari kegiatan pelatihan audit sumber daya manusia tersebut?
Kegiatan audit sumber daya manusia memiliki banyak tujuan, seperti untuk memastikan bagaimana kegiatan yang dijalankan di departemen sumber daya manusia, sudah dijalankan sesuai dengan Standard Operating Procedure yang ada dalam perusahaan, kesesuaian antara data informasi sistem penggajian dan status proses aktual dari proses implementasi yang dijalankan dalam unit kerja sumber daya manusia serta kegiatan lainnya untuk memastikan bahwa tahapan proses dijalankan sesuai dengan kebijakan dan peraturan perusahaan yang dijalankan untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar persyaratan yang ada, serta sebagai proses evaluasi untuk memastikan apakah sistem manajemen sumber daya manusia yang ditetapkan sudah sesuai dengan standar persyaratan yang ada.
Berikut adalah silabus dari kegiatan pelatihan pengembangan audit sumber daya manusia yang dilakukan dalam waktu satu hari.

(1) Pemahaman Standard Operating Procedur Unit Kerja HRD

Melihat jenis SOP yang ideal digunakan oleh unit kerja sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan untuk kemudian dilakukan proses pengelolaan dan alokasi implementasi yang tepat dalam aktual SOP tersebut.

(2) Pemahaman mengenai peraturan perusahaan

Dalam kegiatan ini dilakukan proses pemahaman yang terkait dengan konsep essensial dari pemahaman peraturan perusahaan itu sendiri yang kemudian akan digabungkan dalam implementasi dalam operasional yang ada dalam perusahaan.

(3) Penyusunan checklist dan metode audit

Dimana dalam kegiatan ini, peserta pelatihan mendapatkan masukan tentang teknik dan proses yang dijalankan dalam kegiatan audit tersebut.

(4) Teknik pelaporan dan proses tindak lanjut kegiatan audit

Dimana dalam tahapan proses ini diberikan penjelasan tentang bagaimana program audit tersebut dijalankan untuk memastikan bagaimana status evaluasi dari program audit ini memberikan nilai positif bagi perusahaan.

Melihat dari manfaatnya, tentu akan lebih dapat memberikan kemajuan kepada perusahaan apabila pengembangan sumber daya manusia dapat dialokasikan menjadi suatu bentuk pengembangan bersinergis dalam kegiatan perbaikan di perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Sabtu, 22 September 2012

Review Standard Operating Procedure

Apakah perusahaan Anda sudah memiliki Standard Operating Procedure? Apakah sudah terimplementasi? Ada baiknya untuk melakukan proses kajian terkait dengan SOP yang sudah terimplementasi tersebut. Lalu bagaimana cara melakukan proses pengkaijan terhadap Standard Operating Procedure yang sudah dimiliki oleh perusahaan.
Tersedia tiga metode yang tepat yang dapat digunakan untuk melakukan proses pengkajian terhadap Standard Operating Procedure yang dimiliki oleh perusahaan.

(1) Metode pertama: kegiatan audit

Audit merupakan salah satu cara melakukan proses evaluasi terhadap sistem yang sudah dibuat. Meskipun terdapat kelemahan karena audit kemungkinan dilakukan dengan frekuensi pada selang waktu yang tidak pendek namun apabila dilakukan secara sistematis dapat cukup membantu tahapan proses pengembangan sistem.

(2) Metode kedua: evaluasi kinerja

Pemastian bahwa setiap tahapan SOP akan teralokasi ke dalam ruang lingkup tanggung jawab yang ditetapkan dalam perusahaan untuk memastikan bahwa indikator dari kinerja yang dimaksud terpetakan di dalam alir proses yang telah ditetapkan. Secara otomatis apabila terdapat implementasi sistem yang tepat maka indikator evaluasi dari karyawan akan terukur dalam performa dengan status penilaian yang baik dan tepat.

(3) Metode ketiga: pengukuran kepuasan pelanggan

Hal terakhir ini adalah suatu indikator yang tidak dapat ditawar lagi. Perusahaan yang telah dapat mengedepankan kepuasan pelanggan sebagai dasar utama dari penetapan strategi telah mengidentifikasi dan mengukur secara akurat akan indikator kepuasan pelanggan ke dalam sistem. Sehingga ketika SOP terlaksana secara tepat maka status indikator kepuasan pelanggan telah terbukti dapat dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang telah dibutuhkan.

Lalu bagaimana dengan proses pengkajian SOP yang ada dalam perusahaan Anda? Lakukan proses evaluasi dan pengukuran kesesuaian pelaksanaan sistem dalam perusahaan Anda secara tepat dan akurat. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Jumat, 21 September 2012

Memahami Peranan Konsultan dalam Menyusun SOP

Banyak perusahaan menggunakan jasa konsultan ketika akan melakukan proses penyusunan Standard Operating Procedure. Bagaimana peranan yang tepat dalam memahami posisi dan peranan konsultan ketika menyusun SOP pada perusahaan Anda? Lalu apa manfaat dalam melakukan proses penyusunan SOP tersebut apabila dilakukan sendiri tanpa bantuan oleh konsultan?
Pada prinsipnya, perusahaan dapat mengembangkan dan menyusun Standard Operating Procedure sendiri. Langkahnya adalah dengan melakukan proses pelatihan penyusunan SOP sendiri. Adapun langkah yang dilakukan adalah sederhana yaitu adalah sebagai berikut:

(1) Pembuatan tim kerja

Proses penyusunan SOP adalah suatu proses kinerja tim, dan bukan Individu. Dalam proses ini adalah sangat penting untuk menyusun tim dari berbagai elemen unit kerja organisasi yaitu dari unit kerja yang terkait lainnya. Hal ini dilakukan sebagai peroses penjaminan bahwa tahapan proses SOP ini adalah suatu alir proses yang sinkron yang ditetapkan dalam perusahaan.

(2) Proses pelatihan tim

Tim penyusun ISO tersebut kemudian diberikan program pelatihan penyusunan SOP untuk kemudian dilakukan proses penyusunan SOP sesuai dengan program kinerja yang telah ditetapkan tersebut.

(3) Melakukan proses interview terhadap karyawan

Tim kemudian dibagi untuk melakukan proses penyusunan pola proses bisnis yang ada pada masing-masing departemen tersebut. Proses interview dapat dilakukan secara berkelompok atau individu untuk kemudian mendapatkan status alir proses yang tepat. Alir proses tersebut kemudian dipetakan untuk kemudian mendapatkan pemetaan terhadap proses bisnis yang ada.

(4) Melakukan proses penyusunan SOP

Melakukan proses penyusunan SOP yang dijalankan dalam perusahaan untuk kemudian dilakukan proses penyusunan SOP yang ada. SOP kemudian disusun untuk kemudian dibuatkan tahapan-tahapan proses yang ada.

(5) Proses implementasi

Kegiatan implementasi sendiri adalah menjalankan suatu bentuk tahapan operasional yang dilakukan sebagai bentuk "trial test" untuk dapat memastikan bahwa SOP yang ada itu sendiri telah dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditetapkan untu menjalankan proses implementasi yang dialankan.

(6) Proses evaluasi terhadap implementasi dan koreksi

Menjalankan tahapan dan proses evaluasi terhadap pembentukan dan penyusunan program implementasi yang dijalankan dalam tahapan proses evaluasi penerapan dan pengembangan Standard Operating Procedure (SOP) yang ada. Untuk kemudian dilakukan proses seleksi terkait dengan status dan tahapan proses koreksi dari SOP yang ada. Kemudian melakukan proses koreksi terhadap SOP yang ada.
Lalu bagaimana dengan pernanan konsultan, fungsi dan peranan konsultan dilakukan pada bagian berikut:

(1) Pelatihan karyawan

Dimana konsultan melakukan proses penyusunan materi program penyusunan SOP, mengajarkan teknik melakukan wawancana memberikan panduan terkait dengan status alir proses.

(2) Proses koordinasi dalam proses implementasi kegiatan penerapan SOP

Melakukan proses dan fungsi koordinasi yang terkait dengan status aplikasi dan implementasi SOP yang ada dalam perusahaan untuk kemudian melakukan proses penetapan penggunaan SOP yang ada di lapangan. Dimana salah satu fungsi dari konsultan adalah berperan dalam proses panduan referensi dari kegiatan SOP yang dijalankan tersebut.

(3) Melakukan tahapan proses evaluasi dari program pelaksanaan SOP

Melakukan status evaluasi dari implementasi dan kegiatan koreksi yang dijalankan dalam kegiatan penerapan SOP tersebut. Dimana menjalankan proses verifikasi untuk melihat kesesuian pelaksanaan dari SOP yang dijalankan tersebut.

Bagaimana perusahaan Anda akan melakukan program penyusunan SOP? Langkah-langkah internal apa yang akan dijalankan untuk memastikan bahwa peranan konsultan akan menjadi efektif dalam penyusunan SOP perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Minggu, 22 Juli 2012

Belajar Manajemen dari Industri Jepang

Pertumbuhan dan perkembangan industri Jepang merupakan fenomena menarik yang mengubah paradigme teori industri. Bagaimana proses produksi dengan kapasitas mass production dengan pengelolaan sumber daya manusia yang kritikal menjadi momok terbesar industri barat ditepis oleh Industri Jepang. Bagaimana suatu proses pengelolaan sdm yang sulit dan sangat riskan dengan masalah justru menjadi strategi terbesar bagi roda industri Jepang dalam mengelola bisnisnya.
Banyak hal yang dapat dipelajari dari proses ini, dimana suatu konsep bagaimana mengelola dan mengembangkan tahapan pengukuran manajemen kinerja dapat dipastikan berjalan searah dengan produktivitas. Lalu bagaimana dengan konsep pengendalian dan pengembangan inovasi yang berpotensi terhenti dengan doktrin dan paradigma kebersamaan. Bagaimana menjaga keeksklusifan individu dalam berkembang pada organisasi dengan sistem kebersamaan yang kuat.
Proses pembelajaran menjadi sangat penting untuk mengadaptasikan sistem ini ke dalam manajemen bisnis dalam perusahaan Anda. Berikut adalah ringkasan dari sedikit hal yang bisa dipelajari dari proses pengembangan kedisiplinan yang muncul dalam industri Jepang.

Tahapan 1 : Menghilangkan Konsep Identitas Pribadi dalam Organisasi

Proses pengembangan terhadap konsep identitas pribadi dihilangkan dan diganti dengan konsep organisasi. Bagaimana proses dimulai? Proses dijalankan mulai dari tingkatan pimpinan yang ada dalam perusahaan. Keinginan kuat untuk berkomitmen secara total dalam organisasi dapat terlihat melalui kerja keras dan integritas dalam proses bekerja. Tidak membedakan berdasarkan strata struktur namun lebih melihat kepada output produktivitas sesuai dengan ruang lingkup yang ditetapkan dalam organisasi.

Tahapan 2: Mengembangkan Konsep Belajar secara Terus-Menerus

Salah satu hal yang sangat penting dalam industri Jepang adalah mengembangan metode produksi yang dipastikan optimal dan efisien secara terus-menerus. Tantangan organisasi diterjemahkan sebagai tantangan individu untuk kemudian menimbulkan aspek dinamis yang dikompetisikan. Penilaian kinerja akan terlihat obyektif dan menghargai individu yang haus akan tantangan baru dan pengetahuan baru.

Tahapan 3: Transaparansi Manajemen

Hal yang sangat menarik dalam pola manajemen industri Jepang adalah pengembangan penempatan individu dengan sistem rotasi dan mutasi yang dinamis. Tidak pernah dibiarkan individu pekerja menempati posisi kerja secara terus-menerus dalam posisi tersebut. Sehingga proses bisnis dari alir kerja setiap departemen akan dimengerti oleh karyawan dan proses tersebut akan secara terus menerus diperbaiki dengan melihat sudut pandang yang berbeda. Belum lagi nilai positifnya adalah kompetensi karyawan menjadi semakin meningkat.

Dari ketiga hal tersebut tidak ada salahnya, usaha dan industri Anda mengaplikasikan teknik manajemen pengembangan industri Jepang. Dengan pola manajemen yang lebih memperkuat konsep sistem dan dibarengi dengan komitmen yang kuat, maka bisnis Anda akan memiliki nilai strategi bisnis yang kuat dan sulit untuk dikalahkan oleh kompetitor. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Jumat, 06 Juli 2012

Mengembangkan Auditor ISO 9001:2008 yang Tepat dan Efektif

Salah satu proses yang muncul dalam penerapan Sistem ISO 9001:2008 adalah proses audit internal. Dalam penerapan sistem audit internal salah satu persyaratan yang diwajibkan bahwa suatu organisasi harus memperhatikan kualifikasi individu yang menjadi auditor secara tepat. Lalu bagaimanakah cara yang tepat untuk memiliki tim internal auditor yang baik dan efektif?

Hal pertama: melakukan proses pelatihan internal auditor

Perusahaan ataupun organisasi yang akan memiliki tim auditor disarankan untuk melakukan program dan kegiatan internal auditor, artinya training harus dijalankan agar tim auditor dapat memahami secara efektif tata cara dari pelaksanaan audit serta yang terpenting adalah pemahaman dari klausul yang ada dalam ISO 9001:2008 itu sendiri. Teknik dan tata cara penyusunan checklist audit serta laporan yang merupakan dari hasil kegiatan audit itu sendiri.

Hal kedua: melakukan proses dan teknik implementasi kegiatan audit

Proses kedua ini adalah bagian terpenting dari suatu proses pengembangan dan pelatihan tim internal audit. Dimana perusahaan/ organisasi melakukan suatu tahapan implementasi langsung dalam menilai kemampuan auditor. Pelatihan tidak akan bermanfaat tanpa disertai dengan jam terbang yang akan mendukung dari kegiatan internal audit itu sendiri.

Hal ketiga: Evaluasi dari tim internal audit

Dimana dari setiap tahapan dan kegiatan audit yang dijanlankan, auditor dilakukan proses evaluasi terhadap performa audit yang dimilikinya mencakup pada kemampuan teknis audit, pemahaman dari area proses kerja, teknik berkomunikasi kepada auditee dan penyusunan laporan. Proses tindak lanjut perlu untuk dilakukan untuk meningkatkan performa auditor seperti penyediaan pelatihan ulang, penambahan jam audit serta program coaching yang dibutuhkan dari kegiatan audit.

Lakukan proses perumusan dan pengembangan kompetensi yang tepat dari program audit internal yang ditetapkan oleh perusahaan/ organisasi Anda. Kembangkan dan lakukan proses referensi eksternal yang tepat untuk memastikan adanya peningkatan bisnis yang sesuai dan optimal dalam bisnis Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Kamis, 05 Juli 2012

Penetapan Skema Cost Effectiveness yang Tepat

Banyak perusahaan yang salah dalam melakukan proses penerapan cost reduction system. Alih-alih menjalankan suatu fungsi cost reduction malah akhirnya mengeluarkan biaya lainnya akibat dari konsep cost reduction tersebut. Misalnya, untuk melakukan proses penghematan dalam operasional produksi, perusahaan melakukan proses penurunan biaya pemeliharaan peralatan. Bukannya berhasil dalam melakukan proses penghematan namun muncul adanya perbaikan yang lebih serius, kebutuhan penggantian spare part dan nilai produktivitas yang menurun. Kerugian pun akhirnya menumpuk.
Konsep working smart dalam penerapan cost effectiveness adalah untuk memastikan bahwa penetapan nilai biaya memberikan manfaat dengan konsep optimal dan tidak hanya melakukan proses pemotongan biaya. Perusahaan harus menjalankan 6 tahapan yang penting dalam melakukan penetapan skema cost effectiveness.

(1) Tahapan 1: mempelajari konsep dari proses operasional yang dijalankan dalam perusahaan

Lakukan analisis terhadap status bisnis utama yang dijalankan dalam proses operasional perusahaan. Lakukan analisis terkait dengan komponen biaya terbesar yang muncul dari aspek proses tersebut. Rincikan dan uraikan komponen tersebut dengan tepat dan pelajari resikonya apabila komponen biaya tersebut dikurangi, ketika menjadi suatu hal yang kritikal apabila komponen biaya yang dimaksud dikurangi maka efek ke dalam penerapan implementasi menjadi suatu bagian yang kritikal dan memberikan resiko bisnis yang besar ke dalam bisinis.

(2) Tahapan 2: menyusun kalkulasi biaya secara tepat

Melakukan proses perhitungan komponen biaya untuk dapat memastikan bagaimana suatu tahapan standar operasional yang dimaksud sudah sesuai dengan ideal komponen yang ada dalam manajemen operasional. Lakukan proses analisis perhitungan biaya per proses secara tepat untuk memastikan adanya penetapan perencanaan budget yang sesuai. Pengembangan sistem analisis dari penetapan biaya adalah hal yang penting sebelum menjalankan konsep cost effective management system.

(3) Tahapan 3: menyusun budget per perencanaan proses

Melakukan proses pengukuran budget yang terkait dengan manajemen operasional. Budget di tetapkan per unit satuan kerja untuk memastikan bahwa penetapan sesuai lakukan proses perhitungan dari aspek historical (sejarah) dari perhitungan budget yang dimaksud.

(4) Tahapan 4: melakukan proses evaluasi terkait dengan realisasi budget

Melakukan proses pemantauan dan status penggunaan yang berhubungan dengan program budget itu sendiri. Pastikan proses realisasi dan evaluasi dijalankan berdasarkan standar dan persyaratan yang telah ditetapkan. Melakukan proses evaluasi yang berkaitan dengan status penggunaan budget yang dimaksud.

(5) Tahapan 5: melakukan proses koreksi dari status budget

Pastikan apabila terjadai ketidaksesuaian dilakukan proses penetapan terkait dengan status evaluasi budget yang dimaksudkan itu sendiri. Apabila ditemukan ketidaksesuaian maka dilakukan analisis terhadap penetapan status budget yang dimaksud dan dilakukan proses koreksi serta review untuk melihat aktual standar budget yang dimaksudkan itu sendiri.

(6) Tahapan 6: Hitung Efektifitas

Lakukan proses pengukuran manfaat secara umur ekonomi dan produktivitas dalam memastikan bahwa program pembiayaan yang dimaksud telah dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang dimaksud.
Penetapan dan pengembangan skema cost effectiveness harus dipastikan dapat dijalankan dengan memberikan nilai kontribusi bisnis yang lebih kuat dibandingkan dengan konsep pengembangan manajemen cost reduction. Lakukan proses pencarian referensi eksternal yang tepat dalam melakukan program pengelolaan bisnis yang tepat dan optimal dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Senin, 25 Juni 2012

Menetapkan Program Evaluasi Pelatihan

Ketika suatu perusahaan menjalankan kegiatan pelatihan, sangat penting bagi perusahaan untuk dapat mendesain program evaluasi pelatihan secara tepat. Bagaimanakah langkah-langkah yang tepat untuk menyusun program evaluasi pelatihan yang efektif?

Langkah pertama: Memahami tujuan dari pelatihan

Ketika kita menyusun suatu program evaluasi, hal yang terpenting adalah memahami terlebih dahulu tujuan dari program pelatihan itu dilakukan. Khususnya apabila pelatihan tersebut berbasiskan kompetensi, tentu evaluasi ini akan menjadi point kritikal yang menjadi suatu pengembang strategi dari peningkatan personnel grade karyawan.

Langkah kedua: memahami teknik pengujian

Memahami suatu proses dari penyusunan teknik pengujian. Tidak semua evaluasi dapat dilakukan dengan paper examination, banyak kegiatan pelatihan dilakukan dengan menggunakan sistem penerapan dan pengembangan dari uji praktek bahkan penilaian 360 derajat khususnya apabila penilaian tersebut meliputi proses dari evaluasi soft competency.

Langkah ketiga: melakukan penetapan tindak lanjut program evaluasi

Tindak lanjut dari penerapan program evaluasi menjadi suatu proses yang penting untuk melihat bagaimana suatu tahapan proses menjadi penting untuk menindaklanjuti masalahan individu karyawan ketika pelatihan tersebut tidak sesuai dengan target dan tujuan yang diharapkan. Pelatihan ulang ataupun bentuk on the job training yang tepat dapat menjadi alternatif dari tindakan lanjutan.

Bagamanakah proses evaluasi pelatihan itu dijalankan di perusahan Anda. Lakukan proses pengembangan strategi evaluasi pelatihan yang tepat untuk dapat mengoptimalkan konsep dan program pelatihan di dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Sabtu, 16 Juni 2012

Pembentukan Pelatihan Berbasiskan Kompetensi dalam Perusahaan

Banyak dan seringkali kita mendengar informasi mengenai pelatihan berbasiskan kompetensi, apakah itu? Dasar muasalnya mengapa dikembangkan pelatihan dengan sistem berbasiskan kompetensi. Banyak hal yang sangat menarik yang bisa dikaji dari pelatihan. Bagi beberapa organisasi, sangat dibutuhkan suatu konsep yang melatarbelakangi mengapa pelatihan itu perlu diadakan. Beberapa faktor yang bisa diketengahkan terkait dengan kebutuhan akan pengadaan program pelatihan tersebut: (1) Kebutuhan dari standar kualifikasi pekerjaan, dimana perusahaan mempersayaratkan agar ketika masuk ke dalam suatu posisi atau jabatan tertentu, seorang individu diharuskan untuk mengikuti pelatihan yang dimaksud, seperti pada posisi manajerial atau pekerjaan dengan teknis tertentu dalam mengoperasikan suatu mesin (2) Memastikan bahwa pelatihan yang ditujukan kepada karyawan tersebut telah sesuai dan efektif untuk individu karyawan dalam menjalankan status pelatihan yang dimaksud.
Untuk lebih jelasnya, jenis pelatihan terdapat dua jenis pelatihan, yaitu pelatihan berbasis kompetensi dan pelatihan tanpa berbasis kompetensi. Apa bedanya? Dalam pelatihan berbasis kompetensi, tujuan yang paling mendasar adalah memastikan bahwa unit kompetensi yang menjadi standar pelatihan tersebut benar-benar telah terpenuhi, sedikit berbeda dengan pelatihan yang bukan berbasis kompetensi. Dalam pelatihan yang tidak berbasis kompetensi, standar dari keberhasilan peserta pelatihan adalah diikutinya pelatihan tersebut sampai dengan tuntas, dan kadangkala lupa untuk mengevaluasi tingkat efektifitas pelatihan tersebut pada individu peserta latih. Bahkan apabila dibuatkan evaluasinya pun, proses evaluasi hanya dijalankan pada saat pelatihan itu sendiri dilaksanakan. Proses setelah pelatihan tersebut, kadangkala tidak menjadi bagian yang penting dalam suatu proses evaluasi.
Sehingga tidak salah, apabila perusahaan melihat bahwa pemberian pelatihan kepada karyawannya adalah suatu hal yang sia-sia belaka. Mengapa demikian karena hanya melihat nilai yang didapat pada pelatiha hanya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah pelatihan, setelah itu menjadi suatu slogan ataupun jargon belaka. Paling tidak memenuhi CV dari karyawan itu sendiri, yang berguna untuk peningkatan karirnya sebagai individu, namun bagaimana dengan perusahaan itu sendiri. Lalu apa manfaatnya? Berdasarkan dari pemikiran inilah maka dilakukan proses analisis untuk melakukan proses pengembangan terhadap metode dan program pelatihan, dan jawabannya adalah program pelatihan berbasis kompetensi.
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

Langkah-langkah apa yang perlu untuk dikembangkan untuk mengembangkan dan mengelola Pelatihan Berbasis Kompetensi?

Langkah pertama, menyusun unit kompetensi

Dari setiap jabatan atau posisi pekerjaan yang ada dalam organisasi, sebaiknya ditetapkan unit kompetensi yang melekat pada posisi jabatan tersebut. Khususnya yang berkaitan dengan keahlian, baik itu keahlian khusus maupun keahlian manajerial yang melekat pada aspek interpersonal yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Misalnya: posisi manajer produksi dalam suatu pabrik makanan, diharuskan memiliki unit kompetensi (A) Teknis maintenance ----yang dapat dipecah sesuai dengan karakteristik industri yang ada dalam perusahaan (B) Interpersonal- seperti leadership----yang dapat dipecah dalam beberapa kategori kompetensi dan lain-lain. Proses ini kadangkala membutuhkan waktu dan kerja tim yang solid. Sebab tidak mudah untuk dilakukan proses penetapan unit kompetensi dalam suatu organisasi, khususnya apabila karakteristik dalam organisasi tersebut memiliki ruang lingkup usaha yang sangat luas dan besar.

Langkah kedua, menyusun silabus dari materi pelatihan

Hal yang menarik dari menyusun silabus pelatihan, pertama-tama setiap pengelola pelatihan diharuskan terlebih dahulu merusumuskan jenis pelatihan berdasarkan unit kompetensi yang akan dipenuhi. Apakah bisa dalam satu pelatihan, proses pemenuhan unit kompetensi melebihi satu unit kompetensi yang akan dikembangkan?
Bisa saja, misalnya dalam pelatihan teknik pendingin, dimana selain mengajarkan teknis dari proses operasional alat pendingin tersebut, bisa juga sampai dengan pengembangan untuk aspek K-3 maupun pada proses 5S yang digunakan untuk memenuhi unit kompetensi etos kerja dan team work.

Langkah ketiga, menyusun materi dan program training

Setelah silabus terbentuk dan sudah secara detail menjelaskan unit kompetensi mana yang akan didetailkan dalam materi dan program pelatihan tersebut. Kembangkan materi sesuai dengan outline yang ditetapkan dalam silabus yang telah disusun sebelumnya. Ada baiknya untuk memastikan adanya proses verifikasi yang tepat terkait dengan pengembangan program pelatihan yang dimaksud.
Langkah keempat, mengembangkan evaluasi program pelatihan
Pastikan tersedianya sistem optimalisasi program evaluasi yang tepat dari kegiatan pelatihan yang dimaksudkan tersebut. Kembangkan sistem evaluasi dan penilaian yang terkait dengan kompetensi, seperti program penerapan assessment yang dijalankan dalam perusahaan. Tujuan proses ini adalah untuk memastikan bahwa pelatihan yang telah diaplikasikan relevan dengan konsep kompetensi yang ditetapkan dalam perusahaan.
Menarik dan sangat memberikan manfaat bagi perusahaan apabila program pelatihan berbasiskan kompetensi ini dijalankan. Perusahaan sebaiknya memastikan bahwa manajemen operasional dan pengembangan pelatihan dapat dijalankan secara tepat dan efektif dalam perusahaan itu sendiri. Manfaat yang terbesar tentunya peningkatan produktivitas bagi perusahaan itu sendiri. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Sabtu, 09 Juni 2012

Desain Program Efisiensi dalam Perusahaan

Banyak perusahaan melihat kebutuhan program efisiensi sebagai suatu kebutuhan dan persyaratan yang wajib dalam manajemen operasional, dimana konsep untuk menjadi lebih efektif adalah suatu tahapan pengembangan manajemen yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Banyak perusahaan yang melakukan penetapan program efisiensi dengan cara yang salah kaprah, sehingga mengakibatkan munculnya masalah kualitas produk, keluhan ketidaknyamanan oleh karyawan dan proses operasional yang justru malah dapat mengakibatkan keborosan yang muncul dalam perusahaan itu sendiri.
Lakukan proses pendesainan terkait dengan program efisiensi dalam yang ada dalam perusahaan secara tepat untuk memastikan tujuan dan nilai dari perusahaan justru mendapatkan nilai profit yang tepat.

(1) Tetapkan tujuan dari program efisiensi

Lakukan proses identifikasi dan perumusan tujuan efisiensi serta nilai dan target efisiensi yang ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri. Seperti berapa nilai nominal yang ditetapkan untuk memastikan bahwa program efisiensi itu dapat berjalan secara tepat dan akurat. Kemudian lakukan proses penetapan program dan langkah-langkah yang tepat untuk dapat memastikan tujuan tersebut tercapai.

(2) Lakukan analisis kelayakan program

Lakukan perhitungan analisis kelayakan dari program efisiensi yang dimaksudkan tersebut. Seperti perhitungan benefit cost ratio, dimana program efisiensi yang dimaksudkan tersebut bukan hanya menjadi program yang mereduksi cost namun justru dapat melakukan proses peningkatan nilai keuntungan. Sehingga menjadi hal yang lumrah apabila pemilik perusahaan melihat pengembangan program efisiensi adalah strategi untuk jangka panjang bisnis.

(3) Lakukan perhitungan kapasitas manajemen

Efisiensi adalah kerja keras, dan itu tidak hanya menyangkut pada individu tertentu yang ada dalam perusahaan namun untuk melihat aspek jangka panjang yang muncul di depannya ke dalam bisnis sebagai tanggung jawab seluruh organisasi yang ada dalam perusahaan.
Menjadi suatu nilai penting pada saat ini dalam seluruh bisnis, bahwa kompetisi menjadi suatu aspek penting untuk menguji perusahaan menjadi kekuatan ke dapan dalam mengoptimalkan keuntungan bisnis. Lakukan pencarian referensi eksternal yang tepat untuk mengelola dan mengembangkan kelayakan program efisiensi dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Jumat, 01 Juni 2012

Program Pelatihan dan Pengembangan Sistem BRC dalam Perusahaan

Konsep dan pemahaman terkait dengan program BRC atau British Retail Consortium adalah menggabungka konsep kesesuaian akan standar keamanan pangan HACCP dengan Sistem Manajemen Mutu. Sedikit berbeda dengan ISO 22000 yang berangkat dari konsep adaptasi penggabungan ISO 9001:2008 dan HACCP, konsep dari BRC itu sendiri sangat terkait dengan mekanisme perkembangan dari regulasi keamanan pangan itu sendiri.
Sehingga meskipun terdapat konsep manajemen namun aspek fundamental menjadi bagian yang penting dalam penyusunan program BRC dalam perusahaan. Aspek fundamental itu sendiri meliputi salah satunya kesesuaian dan ketepatan dari kondisi konstruksi bangunan yang ada dalam bagian program pengembangan BRC yang dimaksudkan tersebut.
Silabus pelatihan BRC (British Retail Consortium) versi 6 akan menginformasikan beberapa bagian.
(1) Sejarah dari perkembangan BRC
(2) Kesesuaian dan checklist persamaan BRC dengan klausul ISO 22000
(3) Pembahasan bab dari setiap ketetapan BRC, seperti:
- HACCP System
- Quality Management System
- Factory environment standard
- Product control
- Personnel Hygiene
Diharapkan dengan program pelatihan yang tepat. Implementasi Sistem BRC dalam perusahaan dapat berjalan secara optimal dan tepat sasaran. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Kamis, 24 Mei 2012

Pelatihan Pengendalian Dokumen dan Kerasipan

Banyak perusahaan menyepelekan perihal tata cara dan manajemen pengarsipan, padahal proses pengarsipan bukanlah hal yang sederhana sehingga sangat perlu untuk dipertimbangkan teknik dan tata cara untuk melakukan proses pengendalian dokumen dan kerasipan itu sendiri. Sangatlah penting bagi manajemen suatu perusahaan untuk melakukan teknik pengarsipan secara tepat, karena bagaimana pun juga teknik pengarsipan adalah hal yang penting untuk proses pengelolaan manajemen data dalam perusahaan.
Pelatihan pengarsipan adalah sarana penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa pihak administrasi yang melakukan proses pengelolaan pengarsipan benar-benar telah memahami proses dan konsep pola pengarsipan yang dimaksud itu sendiri.
Silabus dari proses pelatihan itu sendiri memuat beberapa agenda pelatihan yang penting sebagai berikut:

(1) Pengenalan terhadap tata cara melakukan proses identifikasi dokumen
(2) Proses pengelompokan dokumen
(3) tata cara proses distribusi dan peminjaman dokumen
(4) Proses pemusnahan dokumen
(5) Proses audit dokumen

Diharapkan dengan pelatihan ini, pihak administrasi yang menjalankan proses pengendalian dan penanganan dokumen dapat secara tepat melakukan proses pengendalian yang ada dalam perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Rabu, 23 Mei 2012

Pelatihan Penetapan Job Grade

Ketika akan melakukan proses penetapan struktur gaji kepegawaian, salah satu hal yang menjadi permasalahan besar adalah apakah nilai kompensasi yang diberikan kepada karyawan tersebut sudah tepat atau tidak dengan beban kerja yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Apakah perusahaan memberikan gaji terlalu berlebih atau justru tidak sesuai?
Ketika perusahaan berada dalam kondisi seperti ini, salah satu alternatif yang dapat memecahkan permasalahan ini adalah penetapan bobot pekerjaan dalam jabatan tersebut. Dimana dalam kondisi kelas jabatan yang terkait perusahaan dapat mengukur job grade yang dimiliki dalam kelas jabatan tersebut. Lalu bagaimana melakukan proses penetepan job grade tersebut? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan melakukan pelaksanaan program pelatihan penetapan kelas jabatan.
Pelatihan yang akan dijalankan dua hari ini akan melakukan proses pemahaman yang terkait dengan tata cara bagaimana melakukan permusan kelas jabatan atau beban kerja. Berikut silabus yang akan dijalankan dalam kegiatan pelatihan tersebut.

1. Pemahaman konsep penetapan unit kompetensi dalam kelas jabatan

2. Analisis beban kerja

3. Proses formulasi penyusunan kuesioner dan interview pengukuran beban kerja

4. Proses formulasi perhitungan rumus penetapan unit kompetensi dan beban kerja

5. Melakukan proses perumusan yang terkait dengan status penetapan beban kerja

Melakukan formulasi terhadap penetapan satuan job grade yang ada dalam setiap karakteristik pekerjaan adalah penting sebelum menjalankan aplikasi penetapan job grade. Diharapkan dengan pelatihan yang tepat, aplikasi pengembangan manajemen sumber daya manusia di perusahaan Anda dapat berjalan secara maksimal. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Senin, 21 Mei 2012

Sales Program Development: Outbound Training

Anda memiliki banyak tenaga sales, namun kebanyakan tidak memberikan kontribusi penjualan yang memadai. Mungkin saja hal ini disebabkan karena tenaga sales Anda tidak sepenuhnya memiliki tenaga sales yang termotivasi cukup kuat untuk menjadi tenaga sales. Banyak perusahaan yang menerapkan sistem dengan pencapaian target, sehingga apabila target tidak tercapai, maka tenaga sales tersebut tidak diperpanjang masa kerjanya.
Lalu apakah hal tersebut salah? Banyak perusahaan kehilangan tenaga sales profesionalnya karena tidak adanya pelatihan dan pengarahan yang tepat bagi tenaga sales untuk mencapai target penjualannya. Dengan memberikan pelatihan yang tepat, maka tenaga sales dapat menjadi maksimal untuk menjalankan program penjualan di perusahaan Anda.
Program outbound training yang dikembangkan memberikan banyak nilai positif bagi personel sales untuk mencapai nilai yang kuat dalam pencapaian hasil maksimal.

(1) Peningkatan achievement motivation

Dimana konsep motivasi yang dikembangkan adalah dalam bentuk self motivation, dimana rasa keinginan maju berasal dari diri individu itu sendiri. Dimana perusahaan lebih dapat memaksimalkan proses dan pengembangan penjualan kepada pelanggan. Dimana personel sales yang Anda miliki dikembangkan rasa percaya dirinya dalam pencapaian program sales.

(2) Pemahaman terhadap pelayanan dan relationship

Konsep pengembangan dan pemahaman terhadap persepsi pelayanan yang terkait dengan manajemen operasional dari hubungan ke pelanggan. Nilai pelayanan dan pemahaman terhadap relationship yang terkait dengan aspek penetapan program sales menjadi nilai yang penting.
Konsep outbound training yang dikelola juga mengembangkan dan mengoptimalkan tim kinerja yang tepat untuk menjalankan proses operasional program sales yang tepat. Pengembangan dan nilai optimalisasi sales menjadi kunci utama dalam pertumbuhan bisnis Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Minggu, 20 Mei 2012

Pelatihan Penyusunan Perencanaan karir dalam Perusahaan

Banyak perusahaan yang tidak melihat adanya tingkat kepentingan dalam penetapan mutasi dan rotasi yang ada dalam perusahaan internal perusahaannya. Perusahaan yang melupakan aspek ini, mungkin tidak melihat adanya dampak positif dari pengembangan mutasi dan rotasi dalam organisasi itu sendiri. Atau perusahaan Anda mengalami kesulitan dalam menetapkan jenjang karir yang ditetapkan untuk karyawan, karena tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang tata cara pengembangan karir karyawan Anda.

Mungkin sudah waktunya bagi Anda atau manajemen perusahaan Anda dalam mengikuti pelatihan pengembangan dan penyusunan diagram karir untuk karyawan. Dalam pelatihan ini peserta pelatihan mendapatkan informasi yang memadai mengenai aspek kompetensi (hard competency dan soft competency) yang memadai sebagai penunjang dari karir karyawan, tahapan-tahapan untuk proses penetapan alir karir karyawan, penetapan cluster karir serta penyusunan SOP penetapan jalur karyawan. Diharapkan dengan pelatihan ini aspek pengembangan karir dalam perusahaan Anda dapat terimplementasikan secara tepat. (amarylliap@gmail.com, 08129369926).

Minggu, 13 Mei 2012

Menggunakan QFD untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Bagi perusahaan yang sudah melaksanakan dan melakukan proses implementasi ISO 9001:2008 tentunya proses pengukuran kepuasan pelanggan bukanlah hal yang aneh untuk dilakukan. Namun hal yang terpenting yang seharusnya diperhatikan adalah bagaimana menetapkan tindak lanjut dari hasil pengukuran kepuasan pelanggan. Tentu saja harus dengan menetapkan tindakan perbaikan dan pencegahan terhadap hasil dari ketidakpuasan yang muncul.
Pendekatan Quality Function Deployment adalah suatu teknik yang tepat yang dapat digunakan dalam menetapkan tindak lanjut dari ketidakpuasan pelanggan. Hasil dari penetapan tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilakukan dapat dijalankan dengan adanya proses yang terukur dan tervalidasi sehingga benar-benar mencapai hasil yang diinginkan. Pendekatan yang sistematis dalam bentuk penetepan metodologi dapat membantu banyak perusahaan, khususnya perusahaan jasa dalam mendapatkan dukungan manajemen untuk menetapkan kebijakan yang tepat berdasarkan atas informasi faktual.
Program pelatihan satu hari untuk mempelajari dan memahami Quality Function Deployment sebagai tindak lanjut dari proses kepuasan pelanggan dapat memberikan nilai kontribusi dalam arti yang tepat. Adapun silabus pelatihan kami memuat informasi pelatihan sebagai berikut:

(1) Proses penyusunan kuesioner kepuasan pelanggan

(2) Teknik pengukuran reliabilitas dan validitas alat ukur

(3) Pemahaman house of quality

(4) Penempatan status tindak lanjut dari kepuasan pelanggan dalam matriks house of quality

Menjadi hal yang sangat penting untuk dapat mengolah data kepuasan pelanggan di perusahaan Anda menjadi suatu bentuk nilai positif yang kuat bagi bisnis Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Sabtu, 12 Mei 2012

Pelatihan Management Representative ISO 22000:2005

Apakah posisi Anda saat ini adalah Food Safety Team Leader dalam perusahaan? Adalah menjadi suatu hal yang sangat penting bagi individu yang ditunjuk untuk dapat memahami manfaat dari penerapan dan implementasi sistem manajemen keamanan pangan dalam konsep ISO 22000. Pelatihan ini bertujuan untuk dapat mengembangkan dan mengoptimalkan fungsi dari individu itu sendiri sebagai koordinator dari pimpinan penerapan Sistem ISO 22000.


Peserta pelatihan selain dapat diikuti oleh individu yang berada dalam posisi MR (Management Representative) itu sendiri juga dapat diikuti oleh peserta yang berkeinginan untuk memiliki kompetensi sebagai Management Representative dalam perusahaan.
Adapun tujuan dari pelatihan ini adalah untuk menciptakan Management Representative yang profesional dan efektif berkaitan dengan implementasi Sistem Jaminan Keamanan Pangan. Program pelatihan dijalankan dalam waktu dua hari dengan penjabaran detail pelatihan adalah sebagai berikut:

(1) Pemahaman mengenai HACCP dan GMP
(2) Pemahaman konsep dan standar persyaratan ISO 22000
(3) Pemahaman terhadap teknik internal audit ISO 22000
(4) Pemahaman terhadap penerapan dan implementasi fungsi Management Representative

Menjadi MR yang profesional selain akan membantu mengembangkan karir dari diri individu itu sendiri juga dapat mengembangkan fungsi strategis manajemen dalam perusahaan. Khususnya dalam penerapan ISO 22000 dimana konsep strategis yang diterapkan bersifat sangat kritis. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Pelatihan Team Building di dalam Perusahaan

Banyak perusahaan yang salah dalam melakukan proses pembentukan kinerja tim di dalamn perusahaannya. Bahkan hal yang paling serius untuk dipahami bahwa, banyak komponen individu yang berada dalam perusahaan itu sendiri tidak mengerti artinya team building, sehingga mereka memiliki kecenderungan untuk bekerja sendiri-sendiri dan tidak berjalan secara sinergis untuk mencapai tujuan yang sama.
Program pelatihan ini merupakan suatu bentuk cara menyusun tim kerja Anda menjadi suatu bentuk tim kerja yang efektif untuk mencapai tujuan. Siapa saja yang dapat menjadi peserta pelatihan? Jawabannya adalah seluruh komponen perusahaan, dapat ikut serta menjadi bagian dari program pelatihan yang kami berikan tersebut.
(1) Pemahaman mekanisme kerja kelompok


Program pelatihan team building yang tepat dapat mengantarkan perusahaan untuk mencapai target kerja yang optimal. Dalam program pelatihan yang diadakan dalam waktu tiga hari, peserta pelatihan dilakukan proses pengembangan kondisi sebagai komponen individual dan komponen kelompok. Peserta pelatihan dapat secara maksimal dan optimal dengan cara memahami proses dari dirinya sebagai individu menjadi dirinya sebagai kelompok. Dimana banyak permasalahan yang terkait dengan kinerja individu dapat dipecahkan dalam kelompok.

(2) Pemahaman Teknik Pemecahan Masalah

Peserta pelatihan belajar dengan melakukan teknik pemecahan masalah secara berkelompok yang efektif dan optimal. Dimana proses pemecahan masalah ini dilakukan dengan budaya kerja bersama yang positif dikembangkan dalam perusahaan.
Metode pelatihan adalah dengan typical pelatihan outbound, dimana peserta pelatihan belajar untuk menyatukan visi dari tugas yang bersifat individual assignment menjadi group assignment. Menarik bukan?
(amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Senin, 07 Mei 2012

Pelatihan Satu Hari: Membuat Job Description yang Tepat


Bagaimana tata cara dalam melakukan proses pembuatan uraian kerja yang tepat dalam perusahaan. Banyak perusahaan yang ketika melakukan proses penyusunan uraian jabatan mengalami hambatan yang sangat berarti. Dalam pelatihan satu hari yang kami kembangkan secara tepat dan efektif, dimana proses penyusunan uraian jabatan di tempat Anda tidak akan menjadi sia-sia dan hanya menjadi dokumentasi pelengkap saja.
Dalam pelatihan satu hari setiap peserta akan mendapatkan informasi yang tepat tentang bagaimana menyusun job description yang tepat
1. Proses pemetaan business process dalam unit kerja
2. Proses pemahaman istilah-istilah manajemen dalam penetapan tanggung jawab
3. Proses penyusunan dan pembagian fungsi pekerjaan dalam unit kerja
4. Identifikasi fungsi dan peranan strategi individu dalam organisasi
5. Penetapan metode assessment terhadap penyusunan dan analisis jabatan
Dengan melakukan program pelatihan satu hari ini, diharapkan peserta mendapatkan masukan yang tepat mengenai tata cara penyusunan job description dalam perusahaan. (amarylliap@yahoo.com, 08129369926)

Training Motivasi dan Kinerja Tim untuk Manufacturing

Banyak perusahaan yang berbasiskan manufacturing mengalami hambatan dalam mengedepankan motivasi dan kinerja tim yang dimilikinya untuk mencapai hasil yang maksimal. Bagaimana suatu proses dari pekerjaan tim dapat disinergikan dalam proses motivasi sehingga menghasilkan output adanya peningkatan kinerja sampai dengan target kerja tercapai.
Mengapa perlu pelatihan motivasi?
Dalam teori tentang motivasi dijelaskan bagaimana motivasi dari setiap individu bergerak secara dinamis, artinya motivasi dapat berubah dari diri individu tergantung kondisi lingkungan maupun stimulus yang terbentuk dari diri individu itu sendiri. Tujuan dari pelatihan motivasi ini adalah untuk meningkatkan aspek Achievement Motivation dari diri individu sehingga menjadi self motivation pada diri individu itu sendiri. Dalam program pelatihan yang kami berikan, kami membuat pengenalan individu pada dirinya sendiri serta memahami tantangan yang ada dalam diri individu tersebut kemudian untuk dikembangkan aspek motivasi dari dirinya.
Pendekatan pelatihan bukan kepada teori saja, melainkan dengan permainan sehingga dapat mengoptimalkan fungsi dari konsep motivasi. Kami juga menghadirkan motivator yang dapat memberi inspirasi bagaimana tahapan proses zero to hero dapat berkembang menjadi lebih optimal.

Mengapa perlu Kinerja Tim?
Pelatihan ini kami kemas dalam bentuk pelatihan gabungan, dimana sisi individu dari peserta pelatihan tidak hanya dioptimalkan dari sisi pelatihannya saja tapi juga kinerja tim yang mendukung performa dari unit produksi itu sendiri. Pengembangan dan optimalisasi dari tiap individu dieksplor dengan melihat pada aspek kompetensi dari kinerja tim dan teori personality sehingga menemukan langkah strategis untuk pengembangan kinerja tim.
Proses dari pelatihan kinerja ini kami buat dengan menggabungkan unsur have fun yaitu melalui permainan dimana setiap kelompok mendapat tugas yang cukup berat untuk memecahkan problem secara berkelompok. Inspirasi menjadi suatu bentuk pengembangan yang kuat dalam proses optimalisasi proses pengembangan kinerja tim yang ada.
Lakukan investasi yang tepat untuk program pelatihan di perusahaan Anda sehingga produktifitas kinerja tim akan semaking meningkat. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Pelatihan Supervisory Leadership (Berbasiskan Kompetensi)

Banyak perusahaan yang mengalami permasalahan dalam mengembangkan program leadership di dalam perusahaannya. Akibat secara signifikan yang timbul adalah kemunculan suatu masalah kurangnya kapasitas kepemimpinan yang ada dalam jabatan yang justru menjadi suatu bentuk strategi dari pengembangan leadership yang ada dalam perusahaan. Lalu bagaimana tahapan dan proses yang perlu untuk dikembangkan agar proses pengembangan kepemimpinan di dalam perusahaan dapat dijalankan?
Program pelatihan supervisory leadership adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk lebih mengoptimalkan kapasitas leadership yang dimiliki oleh perusahaan khususnya pada lini madya. Konsep pelatihan akan mengembangkan program peningkatan unit kompetensi:
1. Manajerial skill
2. Problem solving technique
3. Team leader program
4. Self motivation
Berbeda dibandingkan dengan program pelatihan lainnya, dalam pelatihan yang kami jalankan, terdapat banyak case study dan permainan yang secara skematik dilakukan untuk mengukur kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin. Dalam pelatihan ini kami juga memberikan pemetaan kompetensi leadership dari peserta pelatihan (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Standard Operating Procedure- Pelatihan SOP dan Audit SOP

Banyak perusahaan yang sudah melakukan proses penyusunan SOP (Standard Operating Procedure) namun SOP tersebut ternyata sulit sekali untuk dijalankan. Hal ini dapat disebabkan oleh dua hal (1) Kesalahan dalam proses penyusunan SOP (2) Tidak adanya proses evaluasi terhadap SOP yang tepat dalam internal perusahaan. Permasalahan ini harus secepatnya untuk diselesaikan agar sistem yang perusahaan Anda buat tidak menggambarkan kuatnya komitmen perusahaan Bapak untuk mengimplementasikannya.
Kebutuhan adanya pelatihan SOP adalah hal penting yang harus dijalankan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa SOP yang disusun sesuai dengan kebutuhan. Dasar dari penyusunan seperti
(1) Pemahaman Business process
(2) Pemetaan fungsi dan tanggung jawab dalam perusahaan
(3) tata cara penulisan SOP
(4) Proses pembuatan catatan
adalah hal penting yang harus didapatkan oleh peserta pelatihan ketika melakukan proses pelatihan SOP.
Setelah dijalankan proses penyusunan, teknik evaluasi dan audit adalah parameter penting yang juga diperhatikan dalam memastikan bahwa kegiatan dari implementasi audit SOP dapat dijalankan secara baik dan tepat.
Teknik audit yang tepat harus memastikan bahwa:
(1) Adanya proses pendetailan uraian jabatan menjadi Key Performance Indicator
(2) Teknik dan analisis data KPI
(3) Proses interview dan observasi audit internal
(4) Proses pembuatan laporan
Diharapkan apabila perusahaan Anda mengikuti pelatihan mengenai SOP dan audit SOP ini, performa dan pengembangan implementasi SOP di dalam perusahaan Anda menjadi optimal. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Pelatihan Optimalisasi Output Produksi

Apakah perusahaan Anda bergerak di bidang Manufacturing yang mana, Anda mengalami kesulitan dalam mengoptimalkan output proses produksi. Antara perencanaan dan realisasi ternyata seringkali ditemukan permasalahan sehingga perusahaan mengalami cukup banyak kerugian. Peranan dan fungsi managerial produksi bukanlah satu-satunya kunci utama untuk meningkatkan output proses produksi namun ada kebutuhan untuk suatu tahapan proses pengembangan dari program produksi yang dijalankan.

Pelatihan yang dijalankan dua hari ini bertujuan untuk mengembangkan dan melakukan proses optimalisasi terhadap output proses produksi mencakup ruang lingkup kegiatan:
(1) Proses perhitungan kapasitas produksi
(2) Proses perencanaan produksi
(3) Proses pembuatan laporan produksi
(4) Proses pengelolaan pekerja produksi
(5) Proses pengelolaan kualitas produk
Diharapkan dari kegiatan pelatihan ini proses optimalisasi dari output produksi yang dijalankan dalam perusahaan Anda dapat berjalan secara maksimal dan optimal untuk memberikan nilai lebih kepada perusahaan. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Pelatihan Pengelolaan Manajemen Konflik

Banyak referensi yang menyebutkan bahwa kebutuhan manajemen akan adanya suatu konflik menjadi suatu kebutuhan penting untuk proses peningkatan performa dan peningkatan nilai kompetisi yang kuat dalam bisnis. Berbagai pertimbangan juga menunjukkan banyaknya perusahaan yang dapat melakukan proses pengelolaan konflik secara tepat dapat terbukti mengembangkan aspek kompetensi manajemen performa yang ada dalam perusahaan itu sendiri.
Bagaimana melakukan proses pengelolaan konflik yang tepat agar tidak berujung kepada permasalahan yang semakin sulit dan mengakibatkan performa kerja tidak optimal. Salah satu bagian terpenting dalam proses pengelolaan manajemen konflik adalah tahapan proses identifikasi terhaap konflik yang ada itu sendiri, petakan dan pelajari konflik yang muncul.
Melakukan proses pengembangan sistem untuk meminimalkan konflik menuju ke arah personal. Hindarkan konflik menjadi suatu bentuk pengembangan penyerangan terhadap aspek personality yang dimiliki oleh individu, pastikan bahwa tahapan konflik dapat digunakan untuk membuat sistem diperbaiki agar performa dapat menjadi optimal.
Pengembangan fungsi leadership pada setiap satuan unit kerja dapat dipergunakan untuk memastikan bahwa pengelolaan konflik yang ada dapat terkendali dan menjadi aspek obyektif yang kuat untuk menghindarkan adanya persaingan yang tidak sehat. Lakukan proses evaluasi karakter dan kompetensi kepemimpinan yang ada dalam perusahaan secara tepat.
Perusahaan ada baiknya melakukan proses identifikasi dan pengembangan strategi manajemen konflik sebagai bentuk pengembangan dan optimalisasi terhadap perbaikan manajemen dalam perusahaan. Konflik itu sehat sepanjang dapat dikelola dengan baik. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Minggu, 15 April 2012

Pelatihan Anti Stress Bagi Karyawan Perusahaan


Apakah perusahaan Anda banyak mengalami tekanan akibat penjualan ataupun target yang menggila, bagaimana dari kegiatan proses operasional manajemen konflik itu sendiri dapat dipecahkan untuk memberikan motivasi kerja yang tinggi bagi karyawan bukan memberikan suatu bentuk efek demotivasi yang kuat.
Kami memberikan program pelatihan anti stress bagi karyawan perusahaan, dimana dalam konsep ini kami memberikan pendekatan tentang bagaimana melakukan proses pengelolaan dan pengembangan kecerdasan emosi dalam melakukan pemecahan masalah. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan menggunakan teknik permainan yang menarik selama satu hari penuh, sehingga diharapkan setelah melakukan seluruh kegiatan training, karyawan Anda akan menjadi lebih fresh dan giat bekerja. Pelatihan dikemas dalam bentuk relaksasi ringan, tanpa doktrin dan menjadi suatu bentuk pengalaman menarik bagaimana proses penghilangan stress terhadap pekerjaan adalah hal yang harusnya dapat dilakukan oleh siapa saja. (amarylliap@yahoo.com, 08129369926)

Pelatihan Penyusunan Business Plan


Melakukan proses penyusunan business plan adalah kegiatan penting yang perlu dilakukan oleh perusahaan ketika akan memulai usaha ataupun akan mengembangkan usahanya. Menggunakan jasa konsultan, selain mahal juga kadangkala akan membahayakan informasi dan status kerahasian dari strategi bisnis Anda. Ingin melakukan proses penyusunan business plan sendiri dan secara mandiri, berikut strategi penting yang dapat dikembangkan.
Kami menyediakan dua hari pelatihan yang dapat memberikan gambaran langsung berupa praktek semacam dua hari konsultasi untuk kegiatan penyusunan business plan.
Hari Pertama
1. Penetapan penyusunan visi dan misi perusahaan
2. Proses penyusunan target jangka pendek, menengah dan jangka panjang
3. Proses penetapan rancangan produk
4. Proses penetapan strategi pemasaran
5. Teknik dan analisis peramalan dengan menggunakan analisis pasar dan teori prediksi
Hari Kedua
1. Proses penyusunan aspek biaya perusahaan
2. Teknik riset pasar untuk memprediksi penyerapan produk
3. Proses penyusunan analisis budget dan forecast BEP dari perusahaan
Demikian informasi yang kami sampaikan terkait dengan penyusunan Business Plan yang akan ditetapkan dan dikembangkan dalam perusahaan. Untuk status dan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi kami. (amarylliap@yahoo.com, 08129369926)

Program Pelatihan Penyusunan Program dan Evaluasi Pelatihan Perusahaan


Ketika melakukan proses pembuatan pelatihan, banyak perusahaan lupa untuk mendesain bentuk dan program pelatihan yang tepat yang dapat memberikan nilai keunggulan prestasi dari karyawan dan perusahaan. Kegiatan pelatihan yang kami berikan ini akan memberikan suatu bentuk nilai yang tepat bagi unit kerja learning and development maupun HRD dalam suatu perusahaan.
Pelatihan akan dijalankan satu hari, dengan bentuk dan program pelatihan sebagai berikut
1. Proses penetapan model kompetensi dalam perusahaan
2. Pendetailan aspek unit kompetensi pada setiap jabatan dan posisi pekerjaan yang dijalankan di lapangan
3. Teknik penyusunan kurikulum pelatihan
4. Teknik penyusunan modul pelatihan
5. Penetapan evaluasi program pelatihan dengan pendekatan metode psikometri
Dengan pelatihan ini, diharapkan pihak perusahaan dapat melakukan proses integrasi yang tepat dalam membuat program pelatihan, evaluasinya serta implementasi hasil pelatihan tersebut ke dalam organisasi atau perusahaan. (amarylliap@yahoo.com, 08129369926)

Pelatihan Pembuatan Sistem Performa Kerja Karyawan


Setiap tahun, perusahaan mengalami kesulitan dalam memberikan penjelasan kepada karyawan khususnya terkait dengan kenaikan gaji yang akan diberikan atau telah diberikan. Contoh kasus adalah karyawan dengan nama Anti, ia merasa sudah banyak melakukan proses bekerja keras, lembur tidak mengingat waktu dan selalu tepat waktu, namun di lain pihak ia melihat temannya Sinta yang bekerja dengan nilai di bawah target mendapatkan kenaikan gaji yang sama. Lalu Anti menjadi patah semangat dan dengan kondisinya dan memutuskan untuk bekerja di bawah rata-rata. Seringkah kasus semacam ini terjadi di perusahaan Anda?
Brarti sudah waktunya, perusahaan Anda untuk melakukan proses penyusunan terhadap sistem performa kerja, ataupun merombak tata cara pembuatan sistem performa kerja di dalam perusahaan Anda. Banyak perusahaan yang lupa, dengan evaluasi yang tepat peningkatan motivasi dan performa kerja perusahaan tentu juga akan semakin meningkat.
Kami memberikan pelatihan yang terkait dengan pembuatan sistem performa kerja yang akan dijalankan dalam perusahaan Anda.
Pelatihan dibagi menjadi dua hari kegiatan pelatihan.
PELATIHAN HARI PERTAMA:
Melakukan proses penyusunan business process perusahaan
Melakukan proses penetapan strategi dan target kerja perusahaan
Melakukan proses pengembangan program kerja perusahaan
Melakukan proses pendetailan pembagian aspek budget per individu posisi jabatan sesuai job description
Melakukan proses pendataan output kerja berdasarkan Standard Operating Procedure dan Job Desc
PELATIHAN HARI KEDUA:
Melakuan proses penyusunan indikator prestasi
Melakukan proses penetapan formulasi persentase berdasarkan budget
Melakukan proses penyusunan sistem evaluasi
Melakukan proses penyusunan audit performa
Diharapkan dengan dua hari pelatihan ini, perusahaan mendapatkan strategi yang unik dan menarik dalam mengoptimalkan nilai dan sistem pengukuran performa kerja yang dijalankan dalam perusahaan. (amarylliap@yahoo.com, 08129369926)

Pelatihan Pengembangan Motivasi Karyawan


Bagaimana membuat dan menyusun program yang tepat untuk meningkatkan motivasi karyawan. Menyusun program pengembangan motivasi bukanlah hal yang mudah, khususnya dalam menyusun suatu bentuk program untuk menstimulus motivasi.
Kami mengadakan dan melakukan proses pelatihan dengan penerapan pendekatan psikologi ke dalam kegiatan pengembangan motivasi karyawan. Adapun program yang kami kembangkan adalah mengedapankan proses pembentukan self motivation yang ada pada karyawan.
Pelatihan yang dijalankan akan dilakukan dalam bentuk pendekatan praktis dan permainan menarik dimana karyawan akan melakukan eksplorasi terhadap potensi maupun kompetensi yang dimilikinya.
Pelatihan hari Pertama----konsep dasar pengendalan terhadap diri sendiri
Dalam program pelatihan ini, karyawan akan mengidentifikasi dirinya secara utuh, melihat kelebihan dan kekurangan dirinya maupun bagaimana memandang kelebihan dan kekurangan orang lain.
Melakukan proses penyusunan ulang motivasi dan tujuan hidup dari karyawan.
Mengeksplorasi suatu bentuk pemahaman akan rasa percaya diri dalam karyawan
Pelatihan hari Kedua---konsep motivasi dari karyawan
Pembentukan permainan dan tantangan yang meningkatkan stimulasi rasa persaingan dari diri sendiri.
Menampilkan dan mengembangkan konsep yang terkait dari formula dan bentuk motivasi karyawan
Proses pengembangan team work dan pemecahan masalah
Penataan ulang aspek motivasi diri
Pelatihan hari Ketiga---Pelatihan dan Evaluasi
Melakukan evaluasi dalam bentuk kerja tim, dimana karyawan mempelajari nilai terpenting dari motivasi
Melakukan pemahaman kecerdasaan emosional terhadap tekanan dan stress bekerja
Teknik dan evaluasi terhadap stress pekerjaan yang dijalankan.
Hubungi kami untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai program pelatihan motivasi karyawan yang akan dijalankan dalam perusahaan Anda. Kami didukung oleh tenaga ahli psikologi dan konsultan karir yang dapat memberikan solusi terbaik pengembangan motivasi karyawan dalam perusahaan Anda. (amarylliap@yahoo.com, 08129369926)

Rabu, 11 April 2012

Standard Operating Procedure dan KPI


Banyak cara dalam membuat sistem di dalam perusahaan. Namun banyak pihak perusahaan yang lupa bahwa membuat suatu bentuk dokumentasi juga membutuhkan suatu bentuk keahlian, yang bukan saja merupakan keahlian yang bersifat naratif namun juga kemampuan untuk menggambarkan bagaimana Standard Operating Procedure dapat berguna untuk dapat mengembangkan proses operasional di dalam perusahaan.
Salah satu strategi yang paling tepat dalam menerapkan konsep PDCA (Plan Do Check dan Action) dalam menyusun Standard Operating Procedure. Seorang pembuat SOP, sebaiknya membagi bagan dalam SOP dengan konsep PDCA itu sendiri, sehingga SOP dapat berperan efektif dalam melakukan proses organisasi operasional pekerjaan yang ada dalam perusahaan.
Untuk dapat mengoptimalkan bisnis Anda dan dalam mengimplementasikan SOP, sangat tepat apabila SOP itu sendiri kemudian dilakukan proses penyambungan dengan sistem KPI. Lalu bagaimana cara yang tepat untuk hal tersebut dilaksanakan.
Pelatihan dua hari yang kami tawarkan untuk dapat memastikan bahwa konsep pengembangan SOP dan KPI Anda dapat berjalan dengan maksimal.
Berikut silabus pelatihan kami
Hari Pertama
1. Pemahaman konsep bisnis dalam perusahaan
2. Penyusunan business process
3. Penyusunan struktur organisasi dan job descrption
4. Penyusunan dan pengambilan informasi dalam bentuk interview untuk penyusunan SOP
5. Workshop pembuatan SOP
Hari Kedua
1. Analisis SWOT dalam perusahaan
2. Penyusunan bagan-bagan target dan performa
3. Pengembangan dan pembuatan indikator prestasi
4. Penyambunang dengan Standard Operating procedure
Kami melayani pelatihan baik yang bersifat private maupun group. Hubungi kami di 08129369926 (amarylliap@yahoo.com)

Sabtu, 11 Februari 2012

Pelatihan ISO 9001:2008 (2 Hari)

Apakah Perusahaan Anda tertaik untuk melakukan proses implemetasi Standar ISO 9001:2008? Apakah diri Anda sendiri tertarik untuk ikut serta dalam proses penerapan Standar ISO 9001:2008?

Standar ISO 9001:2008 adalah salah satu alat dari manajemen yang dipergunakan untuk menyusun suatu bentuk sistem manajemen perusahaan yang dapat diaudit. Di dalamnya tidak hanya melakukan proses penerapan terhadap sistem dokumentasi saja, namun juga tersedia sistem yang mengkombinasikan antara sistem dengan performa kerja. Apabila perusahaan Anda akan menerapkan Standard Operating Procedure, maka Standar ISO 9001:2008 akan memberikan suatu bentuk mekanisme yang tepat untuk digunakan dalam melakukan proses pengukuran terhadap sistem yang dibentuk oleh perusahaan.

Apabila Anda tertarik untuk mengikuti pelatihan yang kami sediakan. Berikut adalah silabus dari pelatihan ISO 9001:2008 yang akan kami berikan.

Hari Pertama:
1. Pembahasan konsep sistem dalam perusahaan
2. Pembahasan mengenai detail klausul ISO 9001:2008
3. Proses workshop study kasus klausul ISO 9001:2008
4. Proses penyusunan dokumentasi ISO 9001:2008

Hari Kedua:
1. Proses pembuatan sistem dan mekanisme dokumentasi perusahaan
2. Workshop study kasus dalam penerapan ISO 9001:2008
3. Workshop dan simulasi pelaksanaan fungsi organisasi dalam ISO 9001:2008 (manajemen performa)
4. Workshop penyusunan Standard Operating Procedure

Dalam dua hari pelatihan, perusahaan akan mendapatkan nilai positif terkait dengan penerapan ISO 9001:2008 yang akan dipadu padankan dengan proses penerapan Sistem Manajemen Performa. Tertarik untuk mengikuti pelatihan ini, carilah referensi konsultan penerapan sistem manajemen yang tepat sesuai dengan standar persyaratan yang ada dalam perusahaan Anda. (amarylliap@yahoo.com, 08129369926)