Senin, 25 Juni 2012

Menetapkan Program Evaluasi Pelatihan

Ketika suatu perusahaan menjalankan kegiatan pelatihan, sangat penting bagi perusahaan untuk dapat mendesain program evaluasi pelatihan secara tepat. Bagaimanakah langkah-langkah yang tepat untuk menyusun program evaluasi pelatihan yang efektif?

Langkah pertama: Memahami tujuan dari pelatihan

Ketika kita menyusun suatu program evaluasi, hal yang terpenting adalah memahami terlebih dahulu tujuan dari program pelatihan itu dilakukan. Khususnya apabila pelatihan tersebut berbasiskan kompetensi, tentu evaluasi ini akan menjadi point kritikal yang menjadi suatu pengembang strategi dari peningkatan personnel grade karyawan.

Langkah kedua: memahami teknik pengujian

Memahami suatu proses dari penyusunan teknik pengujian. Tidak semua evaluasi dapat dilakukan dengan paper examination, banyak kegiatan pelatihan dilakukan dengan menggunakan sistem penerapan dan pengembangan dari uji praktek bahkan penilaian 360 derajat khususnya apabila penilaian tersebut meliputi proses dari evaluasi soft competency.

Langkah ketiga: melakukan penetapan tindak lanjut program evaluasi

Tindak lanjut dari penerapan program evaluasi menjadi suatu proses yang penting untuk melihat bagaimana suatu tahapan proses menjadi penting untuk menindaklanjuti masalahan individu karyawan ketika pelatihan tersebut tidak sesuai dengan target dan tujuan yang diharapkan. Pelatihan ulang ataupun bentuk on the job training yang tepat dapat menjadi alternatif dari tindakan lanjutan.

Bagamanakah proses evaluasi pelatihan itu dijalankan di perusahan Anda. Lakukan proses pengembangan strategi evaluasi pelatihan yang tepat untuk dapat mengoptimalkan konsep dan program pelatihan di dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Sabtu, 16 Juni 2012

Pembentukan Pelatihan Berbasiskan Kompetensi dalam Perusahaan

Banyak dan seringkali kita mendengar informasi mengenai pelatihan berbasiskan kompetensi, apakah itu? Dasar muasalnya mengapa dikembangkan pelatihan dengan sistem berbasiskan kompetensi. Banyak hal yang sangat menarik yang bisa dikaji dari pelatihan. Bagi beberapa organisasi, sangat dibutuhkan suatu konsep yang melatarbelakangi mengapa pelatihan itu perlu diadakan. Beberapa faktor yang bisa diketengahkan terkait dengan kebutuhan akan pengadaan program pelatihan tersebut: (1) Kebutuhan dari standar kualifikasi pekerjaan, dimana perusahaan mempersayaratkan agar ketika masuk ke dalam suatu posisi atau jabatan tertentu, seorang individu diharuskan untuk mengikuti pelatihan yang dimaksud, seperti pada posisi manajerial atau pekerjaan dengan teknis tertentu dalam mengoperasikan suatu mesin (2) Memastikan bahwa pelatihan yang ditujukan kepada karyawan tersebut telah sesuai dan efektif untuk individu karyawan dalam menjalankan status pelatihan yang dimaksud.
Untuk lebih jelasnya, jenis pelatihan terdapat dua jenis pelatihan, yaitu pelatihan berbasis kompetensi dan pelatihan tanpa berbasis kompetensi. Apa bedanya? Dalam pelatihan berbasis kompetensi, tujuan yang paling mendasar adalah memastikan bahwa unit kompetensi yang menjadi standar pelatihan tersebut benar-benar telah terpenuhi, sedikit berbeda dengan pelatihan yang bukan berbasis kompetensi. Dalam pelatihan yang tidak berbasis kompetensi, standar dari keberhasilan peserta pelatihan adalah diikutinya pelatihan tersebut sampai dengan tuntas, dan kadangkala lupa untuk mengevaluasi tingkat efektifitas pelatihan tersebut pada individu peserta latih. Bahkan apabila dibuatkan evaluasinya pun, proses evaluasi hanya dijalankan pada saat pelatihan itu sendiri dilaksanakan. Proses setelah pelatihan tersebut, kadangkala tidak menjadi bagian yang penting dalam suatu proses evaluasi.
Sehingga tidak salah, apabila perusahaan melihat bahwa pemberian pelatihan kepada karyawannya adalah suatu hal yang sia-sia belaka. Mengapa demikian karena hanya melihat nilai yang didapat pada pelatiha hanya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah pelatihan, setelah itu menjadi suatu slogan ataupun jargon belaka. Paling tidak memenuhi CV dari karyawan itu sendiri, yang berguna untuk peningkatan karirnya sebagai individu, namun bagaimana dengan perusahaan itu sendiri. Lalu apa manfaatnya? Berdasarkan dari pemikiran inilah maka dilakukan proses analisis untuk melakukan proses pengembangan terhadap metode dan program pelatihan, dan jawabannya adalah program pelatihan berbasis kompetensi.
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

Langkah-langkah apa yang perlu untuk dikembangkan untuk mengembangkan dan mengelola Pelatihan Berbasis Kompetensi?

Langkah pertama, menyusun unit kompetensi

Dari setiap jabatan atau posisi pekerjaan yang ada dalam organisasi, sebaiknya ditetapkan unit kompetensi yang melekat pada posisi jabatan tersebut. Khususnya yang berkaitan dengan keahlian, baik itu keahlian khusus maupun keahlian manajerial yang melekat pada aspek interpersonal yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Misalnya: posisi manajer produksi dalam suatu pabrik makanan, diharuskan memiliki unit kompetensi (A) Teknis maintenance ----yang dapat dipecah sesuai dengan karakteristik industri yang ada dalam perusahaan (B) Interpersonal- seperti leadership----yang dapat dipecah dalam beberapa kategori kompetensi dan lain-lain. Proses ini kadangkala membutuhkan waktu dan kerja tim yang solid. Sebab tidak mudah untuk dilakukan proses penetapan unit kompetensi dalam suatu organisasi, khususnya apabila karakteristik dalam organisasi tersebut memiliki ruang lingkup usaha yang sangat luas dan besar.

Langkah kedua, menyusun silabus dari materi pelatihan

Hal yang menarik dari menyusun silabus pelatihan, pertama-tama setiap pengelola pelatihan diharuskan terlebih dahulu merusumuskan jenis pelatihan berdasarkan unit kompetensi yang akan dipenuhi. Apakah bisa dalam satu pelatihan, proses pemenuhan unit kompetensi melebihi satu unit kompetensi yang akan dikembangkan?
Bisa saja, misalnya dalam pelatihan teknik pendingin, dimana selain mengajarkan teknis dari proses operasional alat pendingin tersebut, bisa juga sampai dengan pengembangan untuk aspek K-3 maupun pada proses 5S yang digunakan untuk memenuhi unit kompetensi etos kerja dan team work.

Langkah ketiga, menyusun materi dan program training

Setelah silabus terbentuk dan sudah secara detail menjelaskan unit kompetensi mana yang akan didetailkan dalam materi dan program pelatihan tersebut. Kembangkan materi sesuai dengan outline yang ditetapkan dalam silabus yang telah disusun sebelumnya. Ada baiknya untuk memastikan adanya proses verifikasi yang tepat terkait dengan pengembangan program pelatihan yang dimaksud.
Langkah keempat, mengembangkan evaluasi program pelatihan
Pastikan tersedianya sistem optimalisasi program evaluasi yang tepat dari kegiatan pelatihan yang dimaksudkan tersebut. Kembangkan sistem evaluasi dan penilaian yang terkait dengan kompetensi, seperti program penerapan assessment yang dijalankan dalam perusahaan. Tujuan proses ini adalah untuk memastikan bahwa pelatihan yang telah diaplikasikan relevan dengan konsep kompetensi yang ditetapkan dalam perusahaan.
Menarik dan sangat memberikan manfaat bagi perusahaan apabila program pelatihan berbasiskan kompetensi ini dijalankan. Perusahaan sebaiknya memastikan bahwa manajemen operasional dan pengembangan pelatihan dapat dijalankan secara tepat dan efektif dalam perusahaan itu sendiri. Manfaat yang terbesar tentunya peningkatan produktivitas bagi perusahaan itu sendiri. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Sabtu, 09 Juni 2012

Desain Program Efisiensi dalam Perusahaan

Banyak perusahaan melihat kebutuhan program efisiensi sebagai suatu kebutuhan dan persyaratan yang wajib dalam manajemen operasional, dimana konsep untuk menjadi lebih efektif adalah suatu tahapan pengembangan manajemen yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Banyak perusahaan yang melakukan penetapan program efisiensi dengan cara yang salah kaprah, sehingga mengakibatkan munculnya masalah kualitas produk, keluhan ketidaknyamanan oleh karyawan dan proses operasional yang justru malah dapat mengakibatkan keborosan yang muncul dalam perusahaan itu sendiri.
Lakukan proses pendesainan terkait dengan program efisiensi dalam yang ada dalam perusahaan secara tepat untuk memastikan tujuan dan nilai dari perusahaan justru mendapatkan nilai profit yang tepat.

(1) Tetapkan tujuan dari program efisiensi

Lakukan proses identifikasi dan perumusan tujuan efisiensi serta nilai dan target efisiensi yang ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri. Seperti berapa nilai nominal yang ditetapkan untuk memastikan bahwa program efisiensi itu dapat berjalan secara tepat dan akurat. Kemudian lakukan proses penetapan program dan langkah-langkah yang tepat untuk dapat memastikan tujuan tersebut tercapai.

(2) Lakukan analisis kelayakan program

Lakukan perhitungan analisis kelayakan dari program efisiensi yang dimaksudkan tersebut. Seperti perhitungan benefit cost ratio, dimana program efisiensi yang dimaksudkan tersebut bukan hanya menjadi program yang mereduksi cost namun justru dapat melakukan proses peningkatan nilai keuntungan. Sehingga menjadi hal yang lumrah apabila pemilik perusahaan melihat pengembangan program efisiensi adalah strategi untuk jangka panjang bisnis.

(3) Lakukan perhitungan kapasitas manajemen

Efisiensi adalah kerja keras, dan itu tidak hanya menyangkut pada individu tertentu yang ada dalam perusahaan namun untuk melihat aspek jangka panjang yang muncul di depannya ke dalam bisnis sebagai tanggung jawab seluruh organisasi yang ada dalam perusahaan.
Menjadi suatu nilai penting pada saat ini dalam seluruh bisnis, bahwa kompetisi menjadi suatu aspek penting untuk menguji perusahaan menjadi kekuatan ke dapan dalam mengoptimalkan keuntungan bisnis. Lakukan pencarian referensi eksternal yang tepat untuk mengelola dan mengembangkan kelayakan program efisiensi dalam perusahaan Anda. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)

Jumat, 01 Juni 2012

Program Pelatihan dan Pengembangan Sistem BRC dalam Perusahaan

Konsep dan pemahaman terkait dengan program BRC atau British Retail Consortium adalah menggabungka konsep kesesuaian akan standar keamanan pangan HACCP dengan Sistem Manajemen Mutu. Sedikit berbeda dengan ISO 22000 yang berangkat dari konsep adaptasi penggabungan ISO 9001:2008 dan HACCP, konsep dari BRC itu sendiri sangat terkait dengan mekanisme perkembangan dari regulasi keamanan pangan itu sendiri.
Sehingga meskipun terdapat konsep manajemen namun aspek fundamental menjadi bagian yang penting dalam penyusunan program BRC dalam perusahaan. Aspek fundamental itu sendiri meliputi salah satunya kesesuaian dan ketepatan dari kondisi konstruksi bangunan yang ada dalam bagian program pengembangan BRC yang dimaksudkan tersebut.
Silabus pelatihan BRC (British Retail Consortium) versi 6 akan menginformasikan beberapa bagian.
(1) Sejarah dari perkembangan BRC
(2) Kesesuaian dan checklist persamaan BRC dengan klausul ISO 22000
(3) Pembahasan bab dari setiap ketetapan BRC, seperti:
- HACCP System
- Quality Management System
- Factory environment standard
- Product control
- Personnel Hygiene
Diharapkan dengan program pelatihan yang tepat. Implementasi Sistem BRC dalam perusahaan dapat berjalan secara optimal dan tepat sasaran. (amarylliap@gmail.com, 08129369926)